Sedari kecil saya sudah akrab dengan rendang, menu istimewa yang selalu hadir di hari istimewa : Idul Fitri dan Idul Adha. Jodohnya ketupat dan sambal goreng kentang, menu andalan Alm. Mami yang tidak pernah ketinggalan.
Ritual tahunan ini “memaksa” saya belajar membuat rendang dari kecil, dimulai dari pergi ke pasar mengambil daging di tukang daging langganan, mengupas bawang (yang banyak sekali), memarut kelapa dan memerasnya menjadi santan, mengulek bumbu (no blender), mencampur semua bahan dan memasaknya berjam – jam di wajan besar. Memasak rendang adalah ujian kesabaran, api kecil, diaduk terus, jangan sampai santannya pecah, jangan sampai gosong – ucapan Mami yang selalu terngiang di telinga.
Hasil akhirnya tentu luar biasa, rendang hitam yang berminyak, daging yang empuk dan bumbu meresap. Awet disimpan lama dan dijadikan kakaren Lebaran untuk pulang ke rumah masing – masing.
Kakak – kakak saya tentunya memiliki pengalaman yang sama. Masak rendang ? Bisa dong :). Sampai para mantu juga harus kecipratan, belajar memasak rendang. Minimal belajar bersabar mengaduk rendang biar ngga gosong. Popo adalah murid yang baik, Popo adalah spesialis pengaduk rendang sampai hitam dan kering, tanpa gosong.
Sayangnya saya tidak pernah mencatat resep Rendang Padang khas Mami, rasanya rendang buatan beliaulah yang paling enak . Tapi beberapa tahun yang lalu saya mencoba resep Rendang Pandang Uni Dewi Anwar – NCC dan betul enak. Sampai sekarang itulah resep andalan keluarga kecil kami. Sesuai dengan tulisan Uni Dewi : Rendang buatan mama, pernah juara se DKI waktu perlombaan di Gedung Wanita berpuluh tahun lalu, dan menjadi resep andalan keluarga kami.
RENDANG PADANG - recipe by Uni Dewi Anwar
Bahan – bahan
1 kg daging gandik tanpa lemak, potong menjadi 25-28 bagian, cuci bersih dan tiriskan.
3 butir kelapa tua, buat santan kental (2-3 kali perasan dengan air hangat kuku, kira-kira 1800 cc).
Bumbu A – dihaluskan
20 butir bawang merah
10 butir bawang putih
Seibu jari (= 6cm) Jahe
1 ons cabe merah besar giling
1 sdt merica putih
Jika suka pedas, tambahkan beberapa buah cabe rawit
Bumbu B
Seibu jari lengkuas (laos), digeprek
3 batang Sereh, geprek bagian putihnya
3 buah Bunga pekak (bunga lawang, bentuknya seperti bintang)
5 lembar Daun jeruk
3 lembar Daun salam
2 lembar Daun kunyit, disobek2
Paling bagus jika menggunakan bumbu-bumbu yang masih segar, belum kering
Bumbu C – pelengkap
1 sdm Kelapa serundeng (kelapa diparut memanjang, digongseng tanpa minyak sampai coklat, giling halus sampai keluar minyaknya)
1 sdm (kira2 25 gram) Hati sapi rebus, giling halus
1 sdm Air asam
2 sdt Garam (atas sesuai selera)
1 sdm Gula (atau sesuai selera)
Cara membuat
Ungkep daging dengan bumbu A (beri air sedikit saja), biarkan hingga air daging keluar. Terus ungkep sampai air kering (gunakan api kecil).
Tuang santan, masukkan bumbu B, aduk rata. Aduk santan dengan gerakan menimba hingga mendidih, jaga supaya tidak pecah. Gerakan menimba akan mencegah santan pecah.
Kecilkan api, masak hingga santan mengeluarkan minyak (warnanya kuning seperti mentega leleh atau minyak goreng di masakan bali).
Masukkan bumbu C termasuk garam dan gula. Cicipi dan koreksi sampai rasanya pas.
Masak terus sambil sekali-sekali diaduk supaya tidak lengket sampai rendang berdedak dan berwarna coklat (kira-kira 1 jam untuk 1 kg daging).
Untuk masak sehari – hari biasanya saya membuat 1/2 kg daging saja, bisa dibagi menjadi 2 bagian, 1/2 dihidangkan langsung dan 1/2nya masuk freezer. Santan kemasanpun bisa dipakai, biasanya saya pakai 400 ml santan kemasan yang diencerkan untuk 1/2 kg daging.
Jadi ga usah takut lagi untuk mencoba memasak rendang sendiri ya, kuncinya hanya kemauan dan kesabaran. Selamat mencoba.
Pingback: Surat untuk Mami # 1 - sereleaungu